Rupa Darah Makropis dan Mikropis sebelum dan sesudah haemolisis
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Fisiologi
merupakan suatu ilmu yang
mempelajari segala proses yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup, baik
organism bersel satu tunggal maupun bersel banyak, baik energetic maupun
metabolik. Secara
terminologis istilah fisiologi berasal dari kata bahasa Yunani yaitu physis (alam,
pekerjaan, atau sifat) dan logos (cerita atau ilmu). Jadi,
secara garis besar fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik,
fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Pada ilmu fisiologi ikan, yang dipelajari hanyalah masalah fisiologi
pada ikan, tetapi untuk mempermudah dalam pemahaman, proses fisiologi yang
tejadi pada makhluk lain seperti manusia serta vertebrata yang lainnya akan
digunakan sebagai pembanding. (Windarti et al, 2012)
Menurut Windarti et al (2010)
menyatakan fisiologi ikan
mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik
dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin
dan reproduksi. Darah merupakan salah satu komponen sistem
transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh
antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat
buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida.
Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran
penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam
tubuh.
Pengetahuan
terhadap anatomi (anatomi macroskopik dan mikroskopik) dan fisiologi tubuh akan
sangat membantu dalam pemahaman pato fisiologi serta dalam diagnosa dan
penanganan penyakit (BBL Lampung, 2000).
Darah adalah suatu
jaringan yang bersifat cair. Darah terdiri dari sel-sel (frakmen-frakmen sel)
yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air. Sel-sel dan
frakmen-frakmen sel merupakan unsur-unsur darah. Sel-sel ini cukup besar
sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Pada dasarnya sel-sel darah
dapat dibagi atas tiga unsur erytrosit, leukosit dan trombosit. Diantara tipe
tersebut, sel-sel darah merah merupakan yang paling banyak jumlahnya (Raharjo,
1980).
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari praktikum ini bertujuan untuk
melihat/mengamati rupa darah makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah
haemolisis, mengetahui jenis-jenis darah dan menentukan tahanan osmotik sel-sel
darah merah pada ikan mas (Cyprinus carpio) sebagai ikan sample.
Sedangkan manfaat praktikum ini dapat
memberikan informasi bentuk-bentuk dan fenomena yang terjadi pada sel-sel darah merah pada
ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan
Mas (Cyprinus carpio)
termasuk kedalam kelas Pisces, ordo Ostariophysi, sub ordo Cyprynoidea, famili
Cyprinidae, genus Cyprinus, spesies Cyprinus carpio. Ikan ini berasal
dari Cina kemudian disebarkan ke Eropah dan negara – negara di Asia Timur dan
Selatan pada abad pertengahan. Sekarang penyebarannya merata di seluruh dunia
baik sebagai ikan liar maupun sebagai ikan kultur. (Susanto, 1996).
Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair. Darah
terdiri dari sel-sel yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat
seperti air, ialah plasma. Osmosis adalah perpindahan molekul air dari larutan
yang berkonsentrasi air tinggi ke larutan yang berkonsentrasi air rendah
melalui selaput semi permeable atau selektif semi permeable. (Syamsuri,
2003).
Komposisi elektrolit dalam sel darah
merah kualitatif sama dengan yang terdapat dalam plasma, hanya kuantitatifnya
ada perbedaan Tekanan osmosis didalam sel sama dengan tekanan osmosis larutan
0,9 % NaCl dalam air. Apabila terjadi perubahan tekanan osmosis pada larutan
diluar sel darah merah akan berpengaruh terhadap besarnya sel tersebut. Larutan
yang hipotonik menyebabkan air masuk kedalam sel dan sel akan bertambah besar
kemudian pecah dan haemoglobin keluar dari sel, roses ini disebut haemolisis.
Sebaliknya apabila larutan sekeliling sel hipertonis, maka air dari dalam sel
akan keluar sehingga sel mengecil (mengkerut). Tetapi proses haemolisis dapat
disebabkan oleh faktor-faktor lain misalnya ada pelarut lain seperti eter dan
kloioform. (Poedjiadi,1994)
Cairan plasma ikan mas (Cyprinus carpio) terdiri atas 98,5 % air
dan 58 % bahan kering organik serta 42 % bahan kering abu. Dalam seminal plasma
ikan mas terdapat 1,18 g/l Natrium (Na); 1,7 g/l Kalium (K); 28,5 % mg/l
Kalsium (Ca); 6,5 mg/l ditambahkan lagi seminal plasma ikan mas mempunyai
tekanan osmotik sebesar 286 miliosmole/kg dan pH 7,96 (Ploidy dan Billard dalam
Masrizal, 1991).
Menurut Lehninger (1994) menyatakan suatu
larutan 0,1 m NaCl yang sempurna berdisoasi menjadi Na+ dan Cl-
yang akan membeku pada -0,3720 C karena larutan ini mengandung dua
kali lebnih banyak partikel terlarut atau liton dibandingkan larutan 0,100 m
glukosa.
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at,
tanggal 20 April 2012 pukul 08.00- 09.40 WIB di Laboratorium Biologi Perikanan
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu ikan Mas (Cyprinus
carpio) yang diambil darahnya, aquades, EDTA / heparin, pewarna Giemsa,
Ethanol dan NaCl 3%.
Alat-alat yang digunakan adalah jarum suntik untuk mengambil darah, tabung reaksi
sebagai wadah darah yang telah diambil, objek glass, cover glass, mikroskop
untuk mengamati preparat darah, pipet tetes untuk mengambil larutan, baki untuk
tempat ikan, tissue dan serbet sebagai lap serta alat tulis untuk mencatat.
3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan
langsung dengan cara makroskopis dan mikroskopis.
3.4 Prosedur Praktikum
·
Cara Mengambil Darah Ikan
1. Ikan dibius dengan minyak cengkeh
secukupnya (sekitar 5 tetes / liter) sampai pingsan.
2. Jarum suntik dan spuit dibasahi dengan
EDTA 10 % untuk mencegah pembekuan darah.
3. Darah ikan diambil melalui vena
caudalis. Darah dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah dibasahi EDTA 10
%.
·
Menyiapkan sampel darah ikan untuk
proses haemolisis
1. Ambil 3 buah tabung reksi dan diberi
label A, B dan C. Kemudian, ke dalam tiap-tiap tabung masukkan 1 cc darah ikan.
Pada tabung A, tambahkan 1 cc aquades. Pada tabung B masukkan 1 cc NaCl 3 % dan
darah pada tabung C dibiarkan seperti semula atau tidak ditambah apa-apa.
Tabung dikocok, lalu dibiarkan selama 5 menit.
2.
Buatlah
preparat ulas / usap darah dari darah yang sudah diperlakukan tersebut. Dari
setiap tabung, ambil 1 tetes darah, teteskan pada bagian ujung dari objek
glass. Kemudian ambil objek glass lain, sentuhkan salah satu ujungnya pada
tetesan darah tersebut dan geser sepanjang objek glass (objek glass untuk
menggeser darah dalam posisi sudut 450 terhadap objek glass tempat
darah diteteskan). Untuk lebih jelasnya
lihatlah gamabar di bawah ini:
3.
Angkat
objek glass dengan ulasan darah tersebut dan terawang pada cahaya datang (dasar
hitam) dan cahaya tembus (dasar putih). Amati dengan menggunakan mikroskop.
4.
Darah
pada tabung A ditambah lagi dengan 1 cc larutan NaCl 3 %. Darah pada tabung B
ditambah dengan 1 cc aquades. Perhatikan apakah sifat tembus cahaya pada darah
di tabung A dan B juga sama. Untuk lebih jelasnya, buatlah preparat ulas atau
usap dari tabung A dan B ini kemudian diamat di bawah mikroskop.
·
Pembuatan sampel untuk pengamatan
jenis-jenis darah
1.
Buatlah
preparat ulas darah dari darah ikan yang murni (tidak ditambah NaCl maupun
aquades.
2.
Preparat
di keringkan selama 5 menit.
3.
Preparat
dicelup pada ethanol murni dan dikeringkan sekitar 5 menit.
4.
Preparat
dicelup dalam larutan Giemsa dan dikeringkan selama 5 menit.
5.
Preparat
dicuci dengan air bersih dengan cara dicelup-celupkan ke dalam air sampai
kelebihan pewarna Giemsa bersih.
6.
Preparat
dekeringkan lagi dan siap diamati dibawah mikroskop.
7.
Gambarlah
bentuk-bentuk sel darah merah dan putih. Amatilah bentuk inti serta kondisi
sitoplasmanya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil
pengamatan dan percobaan yang dilakukan diperoleh suatu hasil yaitu darah
setelah ditambahkan aquades sel-sel darah merahnya mengembang dan warnanya
merah pekat. Sedangkan darah setelah ditambahkan larutan NaCl sel-sel darahnya sel-sel
darahnya mengkerut, dan tembus cahaya, dan warnanya merah kurang pekat. Untuk
darah yang dijadikan sebagai kontrol bentuk sel-sel darahnya normal.
Hasil pengamatan 1 cc
darah ikan + 1 cc aquades + 1 cc NaCl 3 % adalah darah kembali normal. Hasil
pengamatan 1 cc darah ikan + 1cc NaCl 3 % + 1 cc aquades adalah darah kembali
normal. Berikut adalah rupa darah yang diamati dengan menggunakan preparat ulas
darah dibawah mikroskop:
Gambar 1. Rupa darah kontrol
Gambar 2. Rupa darah setelah ditambah 1 cc aquades
Gambar 3. Rupa darah setelah ditambah 1 cc NaCl 3 %
Gambar 4. Rupa darah setelah ditambah 1 cc aqudes dan 1 cc NaCl 3 %
Gambar 5. Rupa darah setelah ditambah 1 cc NaCl dan aquades
Gambar 6. Rupa darah setelah ditambah etanol dan giemsa
Hasil pengamatan 9 buah
tabung yang berisi Larutan NaCl ( 0%; 0,3%; 0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8%; 0,9%; 1%;
3%) + 10 tetes darah setiap tabung
sebagai berikut : Larutan NaCl 0.3% + 10 tetes darah, darahnya mengumpal
dan tembus cahaya. Larutan NaCl 0,5% + 10 tetes darah, darahnya kurang cerah
dan sedikit mengumpal. Larutan NaCl 0,6% + 10 tetes darah, darahnya agak
kental. Larutan NaCl 0,7% + 10 tetes darah, darahnya agak cerah dan mengumpal.
Larutan NaCl 0,8% + 10 tetes darah, darahnya tembus cahaya dan cerah.larutan
NaCl 0,9% + 10 tetes darah, darahnya tidak tembus cahaya dan sedikit mengumpal.
Larutan NaCl 1% + 10 tetes darah, darahnya tembus cahaya. Larutan NaCl 3% + 10
tetes darah, darahnya tidaj tembus cahaya dan lebih padat. Larutan NaCl 0%
sebagai control.
4.2. Pembahasan
Darah biasa tidak tembus cahaya, hal ini disebabkan karena sifat-sifat
optik eritrosit yang terdapat dalam darah. Jika sel-sel ini dlarutkan dalam
suatu cairan yang bebeda konsentrasi garamnya atau jika sel-sel ini membengkak
karena proses difusi atau osmosa. Maka haemoglobin akan lepas dan darah menjadi
tembus cahaya. Darah yang tidak tembus cahaya mempunyai sifat seperti cat
penutup, sedangkan darah yang tembus cahaya mempunyai sifat seperti cat lak
(pernis). Suatu larutan garam yang pekat akan meyebabkan butir-butir darah
mengisut, sehingga konsentrasi haemoglobin meningkat dan sifat darah yang
seperti cat penutup itu bertambah kuat.
Menurut Mudjiman (2001) menyatakan eritrosit (sel
darah merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan. Erotrosit dewasa berbentuk
lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron bergantung kepada spesies ikannya.
Komposisi elektrolit dalam sel darah
merah kualitatif sama dengan yang terdapat dalam plasma, hanya kuantitatifnya
ada perbedaan Tekanan osmosis didalam sel sama dengan tekanan osmosis larutan
0,9 % NaCl dalam air. Apabila terjadi perubahan tekanan osmosis pada larutan
diluar sel darah merah akan berpengaruh terhadap besarnya sel tersebut. Larutan
yang hipotonik menyebabkan air masuk kedalam sel dan sel akan bertambah besar
kemudian pecah dan haemoglobin keluar dari sel, roses ini disebut haemolisis.
Sebaliknya apabila larutan sekeliling sel hipertonis, maka air dari dalam sel
akan keluar sehingga sel mengecil (mengkerut). Tetapi proses haemolisis dapat
disebabkan oleh faktor-faktor lain misalnya ada pelarut lain seperti eter dan
kloioform. (Poedjiadi, 1994).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Darah akan mengembang bila diberi
aquades tetapi bila darah diberi larutan NaCl maka darah mengkerut dan tembus
cahaya disebabkan karena bila semakin banyak larutan yang diberikan maka darah
akan semakin mengisut sehingga darah akan semakin tidak tembus cahaya maka
bentuknya menyatu dan akan sangat rapat bila dibandingkan dengan yang diberi
aquades yang hanya tampak sebagian.
5.2. Saran
Pada waktu praktikum terdapat
kesulitan pada saat mengambil darah dari tubuh ikan. Sebaiknya untuk
selanjutnya diberikan contoh dan diberi tahu dimana saja aliran darah yang terdapat pada ikan agar
praktikan tidak asal menyuntik tubuh ikan.
1 komentar:
J-Max Casino No Deposit Bonus Codes - KT Hub
Play for 창원 출장샵 real money at 영천 출장안마 J-Max Casino No 구리 출장샵 Deposit Bonus Codes 메이피로출장마사지 ✓ Claim exclusive J-Max Casino Bonus Codes ✓ Check out J-Max Casino No Deposit 김제 출장마사지
Posting Komentar