Rabu, 16 Mei 2012

Rupa Darah Makropis dan Mikropis sebelum dan sesudah haemolisis


I. PENDAHULUAN


1.1. Latar belakang

Fisiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari segala proses yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup, baik organism bersel satu tunggal maupun bersel banyak, baik energetic maupun metabolik. Secara terminologis istilah fisiologi berasal dari kata bahasa Yunani yaitu physis (alam, pekerjaan, atau sifat) dan logos (cerita atau ilmu). Jadi, secara garis besar fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Pada ilmu fisiologi ikan, yang dipelajari hanyalah masalah fisiologi pada ikan, tetapi untuk mempermudah dalam pemahaman, proses fisiologi yang tejadi pada makhluk lain seperti manusia serta vertebrata yang lainnya akan digunakan sebagai pembanding. (Windarti et al, 2012)
                  Menurut Windarti et al (2010) menyatakan fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi. Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
            Pengetahuan terhadap anatomi (anatomi macroskopik dan mikroskopik) dan fisiologi tubuh akan sangat membantu dalam pemahaman pato fisiologi serta dalam diagnosa dan penanganan penyakit (BBL Lampung, 2000). 
            Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair. Darah terdiri dari sel-sel (frakmen-frakmen sel) yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air. Sel-sel dan frakmen-frakmen sel merupakan unsur-unsur darah. Sel-sel ini cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Pada dasarnya sel-sel darah dapat dibagi atas tiga unsur erytrosit, leukosit dan trombosit. Diantara tipe tersebut, sel-sel darah merah merupakan yang paling banyak jumlahnya (Raharjo, 1980).

1.2. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari praktikum ini bertujuan untuk melihat/mengamati rupa darah makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis, mengetahui jenis-jenis darah dan menentukan tahanan osmotik sel-sel darah merah pada ikan mas (Cyprinus carpio) sebagai ikan sample.
Sedangkan manfaat praktikum ini dapat memberikan informasi bentuk-bentuk dan fenomena yang terjadi pada sel-sel darah merah pada ikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


            Ikan Mas (Cyprinus carpio) termasuk kedalam kelas Pisces, ordo Ostariophysi, sub ordo Cyprynoidea, famili Cyprinidae, genus Cyprinus, spesies Cyprinus carpio. Ikan ini berasal dari Cina kemudian disebarkan ke Eropah dan negara – negara di Asia Timur dan Selatan pada abad pertengahan. Sekarang penyebarannya merata di seluruh dunia baik sebagai ikan liar maupun sebagai ikan kultur. (Susanto, 1996).
Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair. Darah terdiri dari sel-sel yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air, ialah plasma. Osmosis adalah perpindahan molekul air dari larutan yang berkonsentrasi air tinggi ke larutan yang berkonsentrasi air rendah melalui selaput semi permeable atau selektif semi permeable. (Syamsuri, 2003).    
Komposisi elektrolit dalam sel darah merah kualitatif sama dengan yang terdapat dalam plasma, hanya kuantitatifnya ada perbedaan Tekanan osmosis didalam sel sama dengan tekanan osmosis larutan 0,9 % NaCl dalam air. Apabila terjadi perubahan tekanan osmosis pada larutan diluar sel darah merah akan berpengaruh terhadap besarnya sel tersebut. Larutan yang hipotonik menyebabkan air masuk kedalam sel dan sel akan bertambah besar kemudian pecah dan haemoglobin keluar dari sel, roses ini disebut haemolisis. Sebaliknya apabila larutan sekeliling sel hipertonis, maka air dari dalam sel akan keluar sehingga sel mengecil (mengkerut). Tetapi proses haemolisis dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain misalnya ada pelarut lain seperti eter dan kloioform. (Poedjiadi,1994)
Cairan plasma ikan mas (Cyprinus carpio) terdiri atas 98,5 % air dan 58 % bahan kering organik serta 42 % bahan kering abu. Dalam seminal plasma ikan mas terdapat 1,18 g/l Natrium (Na); 1,7 g/l Kalium (K); 28,5 % mg/l Kalsium (Ca); 6,5 mg/l ditambahkan lagi seminal plasma ikan mas mempunyai tekanan osmotik sebesar 286 miliosmole/kg dan pH 7,96 (Ploidy dan Billard dalam Masrizal, 1991).
Menurut Lehninger (1994) menyatakan suatu larutan 0,1 m NaCl yang sempurna berdisoasi menjadi Na+ dan Cl- yang akan membeku pada -0,3720 C karena larutan ini mengandung dua kali lebnih banyak partikel terlarut atau liton dibandingkan larutan 0,100 m glukosa.

III. BAHAN DAN METODE



3.1  Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 20 April 2012 pukul 08.00- 09.40 WIB di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan Mas (Cyprinus carpio) yang diambil darahnya, aquades, EDTA / heparin, pewarna Giemsa, Ethanol  dan NaCl 3%.
Alat-alat yang digunakan adalah jarum suntik untuk mengambil darah, tabung reaksi sebagai wadah darah yang telah diambil, objek glass, cover glass, mikroskop untuk mengamati preparat darah, pipet tetes untuk mengambil larutan, baki untuk tempat ikan, tissue dan serbet sebagai lap serta alat tulis untuk mencatat.

3.3 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan langsung dengan cara makroskopis dan mikroskopis.

3.4 Prosedur Praktikum

·         Cara Mengambil Darah Ikan
1.      Ikan dibius dengan minyak cengkeh secukupnya (sekitar 5 tetes / liter) sampai pingsan.
2.      Jarum suntik dan spuit dibasahi dengan EDTA 10 % untuk mencegah pembekuan darah.
3.      Darah ikan diambil melalui vena caudalis. Darah dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah dibasahi EDTA 10 %.
·       Menyiapkan sampel darah ikan untuk proses haemolisis
1.      Ambil 3 buah tabung reksi dan diberi label A, B dan C. Kemudian, ke dalam tiap-tiap tabung masukkan 1 cc darah ikan. Pada tabung A, tambahkan 1 cc aquades. Pada tabung B masukkan 1 cc NaCl 3 % dan darah pada tabung C dibiarkan seperti semula atau tidak ditambah apa-apa. Tabung dikocok, lalu dibiarkan selama 5 menit.
2.        Buatlah preparat ulas / usap darah dari darah yang sudah diperlakukan tersebut. Dari setiap tabung, ambil 1 tetes darah, teteskan pada bagian ujung dari objek glass. Kemudian ambil objek glass lain, sentuhkan salah satu ujungnya pada tetesan darah tersebut dan geser sepanjang objek glass (objek glass untuk menggeser darah dalam posisi sudut 450 terhadap objek glass tempat darah diteteskan).  Untuk lebih jelasnya lihatlah gamabar di bawah ini:
3.        Angkat objek glass dengan ulasan darah tersebut dan terawang pada cahaya datang (dasar hitam) dan cahaya tembus (dasar putih). Amati dengan menggunakan mikroskop.
4.        Darah pada tabung A ditambah lagi dengan 1 cc larutan NaCl 3 %. Darah pada tabung B ditambah dengan 1 cc aquades. Perhatikan apakah sifat tembus cahaya pada darah di tabung A dan B juga sama. Untuk lebih jelasnya, buatlah preparat ulas atau usap dari tabung A dan B ini kemudian diamat di bawah mikroskop.
·       Pembuatan sampel untuk pengamatan jenis-jenis darah
1.        Buatlah preparat ulas darah dari darah ikan yang murni (tidak ditambah NaCl maupun aquades.
2.        Preparat di keringkan selama 5 menit.
3.        Preparat dicelup pada ethanol murni dan dikeringkan sekitar 5 menit.
4.        Preparat dicelup dalam larutan Giemsa dan dikeringkan selama 5 menit.
5.        Preparat dicuci dengan air bersih dengan cara dicelup-celupkan ke dalam air sampai kelebihan pewarna Giemsa bersih.
6.        Preparat dekeringkan lagi dan siap diamati dibawah mikroskop.
7.        Gambarlah bentuk-bentuk sel darah merah dan putih. Amatilah bentuk inti serta kondisi sitoplasmanya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan diperoleh suatu hasil yaitu darah setelah ditambahkan aquades sel-sel darah merahnya mengembang dan warnanya merah pekat. Sedangkan darah setelah ditambahkan larutan NaCl sel-sel darahnya sel-sel darahnya mengkerut, dan tembus cahaya, dan warnanya merah kurang pekat. Untuk darah yang dijadikan sebagai kontrol bentuk sel-sel darahnya normal.
Hasil pengamatan 1 cc darah ikan + 1 cc aquades + 1 cc NaCl 3 % adalah darah kembali normal. Hasil pengamatan 1 cc darah ikan + 1cc NaCl 3 % + 1 cc aquades adalah darah kembali normal. Berikut adalah rupa darah yang diamati dengan menggunakan preparat ulas darah dibawah mikroskop:


 



Gambar 1. Rupa darah  kontrol


Gambar 2. Rupa darah setelah ditambah 1 cc aquades


 


Gambar 3. Rupa darah setelah ditambah 1 cc NaCl 3 %



Gambar 4. Rupa darah setelah ditambah 1 cc aqudes dan 1 cc NaCl 3 %


Gambar 5. Rupa darah setelah ditambah 1 cc NaCl  dan aquades



Gambar 6. Rupa darah setelah ditambah etanol dan giemsa
Hasil pengamatan 9 buah tabung yang berisi Larutan NaCl ( 0%; 0,3%; 0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8%; 0,9%; 1%; 3%) + 10 tetes darah setiap tabung  sebagai berikut : Larutan NaCl 0.3% + 10 tetes darah, darahnya mengumpal dan tembus cahaya. Larutan NaCl 0,5% + 10 tetes darah, darahnya kurang cerah dan sedikit mengumpal. Larutan NaCl 0,6% + 10 tetes darah, darahnya agak kental. Larutan NaCl 0,7% + 10 tetes darah, darahnya agak cerah dan mengumpal. Larutan NaCl 0,8% + 10 tetes darah, darahnya tembus cahaya dan cerah.larutan NaCl 0,9% + 10 tetes darah, darahnya tidak tembus cahaya dan sedikit mengumpal. Larutan NaCl 1% + 10 tetes darah, darahnya tembus cahaya. Larutan NaCl 3% + 10 tetes darah, darahnya tidaj tembus cahaya dan lebih padat. Larutan NaCl 0% sebagai control.

4.2. Pembahasan

Darah biasa tidak tembus cahaya, hal ini disebabkan karena sifat-sifat optik eritrosit yang terdapat dalam darah. Jika sel-sel ini dlarutkan dalam suatu cairan yang bebeda konsentrasi garamnya atau jika sel-sel ini membengkak karena proses difusi atau osmosa. Maka haemoglobin akan lepas dan darah menjadi tembus cahaya. Darah yang tidak tembus cahaya mempunyai sifat seperti cat penutup, sedangkan darah yang tembus cahaya mempunyai sifat seperti cat lak (pernis). Suatu larutan garam yang pekat akan meyebabkan butir-butir darah mengisut, sehingga konsentrasi haemoglobin meningkat dan sifat darah yang seperti cat penutup itu bertambah kuat.
Menurut Mudjiman (2001) menyatakan eritrosit (sel darah merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan. Erotrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron bergantung kepada spesies ikannya.  
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah.
Komposisi elektrolit dalam sel darah merah kualitatif sama dengan yang terdapat dalam plasma, hanya kuantitatifnya ada perbedaan Tekanan osmosis didalam sel sama dengan tekanan osmosis larutan 0,9 % NaCl dalam air. Apabila terjadi perubahan tekanan osmosis pada larutan diluar sel darah merah akan berpengaruh terhadap besarnya sel tersebut. Larutan yang hipotonik menyebabkan air masuk kedalam sel dan sel akan bertambah besar kemudian pecah dan haemoglobin keluar dari sel, roses ini disebut haemolisis. Sebaliknya apabila larutan sekeliling sel hipertonis, maka air dari dalam sel akan keluar sehingga sel mengecil (mengkerut). Tetapi proses haemolisis dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain misalnya ada pelarut lain seperti eter dan kloioform. (Poedjiadi, 1994).

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan

            Darah akan mengembang bila diberi aquades tetapi bila darah diberi larutan NaCl maka darah mengkerut dan tembus cahaya disebabkan karena bila semakin banyak larutan yang diberikan maka darah akan semakin mengisut sehingga darah akan semakin tidak tembus cahaya maka bentuknya menyatu dan akan sangat rapat bila dibandingkan dengan yang diberi aquades yang hanya tampak sebagian.

5.2. Saran

            Pada waktu praktikum terdapat kesulitan pada saat mengambil darah dari tubuh ikan. Sebaiknya untuk selanjutnya diberikan contoh dan diberi tahu dimana saja  aliran darah yang terdapat pada ikan agar praktikan tidak asal menyuntik tubuh ikan.

1 komentar:

calliegadsby
3 Maret 2022 pukul 17.33

J-Max Casino No Deposit Bonus Codes - KT Hub
Play for 창원 출장샵 real money at 영천 출장안마 J-Max Casino No 구리 출장샵 Deposit Bonus Codes 메이피로출장마사지 ✓ Claim exclusive J-Max Casino Bonus Codes ✓ Check out J-Max Casino No Deposit 김제 출장마사지

Posting Komentar