Sabtu, 26 November 2011

Fekunditas Dan Diameter Telur Ikan Tambakan

I.                  PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang

         Ikan merupakan organisme tingkat tinggi yang memiliki nilai ekonomis dan ekologi penting. Mengingat pentingnya keberadaan ikan dalam suatu ekosistem, maka diperlukan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi, antara lain tingkat kematangan gonad, fekunditas, hubungan panjang berat dan analisa saluran pencernaan yang merupakan kunci penting dan harus diperhatikan untuk menjamin kelestarian sumberdaya dan usaha budidaya ikan tersebut.
Salah satu jenis ikan air tawar yang potensial untuk dikembangkan adalah ikan Tambakan Helostoma temmincki. Ikan tambakan merupakan spesies yang mampu beradaptasi terhadap kondisi perairan yang marginal, seperti derajat keasaman perairan yang relatif rendah dan adanya dominasi ikan-ikan yang sering menimbulkan masalah di perairan umum. Disamping itu ikan tambakan umumnya jarang terserang penyakit atau parasit. Kalau ada penyakit yang menyerang tidaklah berbahaya. Ikan tambakan ini juga memiliki alat pernapasan tambahan yang biasanya disebut labirin. Ikan ini juga merupakan salah satu ikan ekonomis penting yang ada diperairan tawar. (Hardjamulia, 1978).

1.2.Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum ini adalah agar Mahasiswa mengetahui cara mendapatkan telur dari ovari individu ikan untuk dihitung nilai fekunditasnya. Serta ada beberapa metode untuk menghitung telur yaitu metode jumlah, metode volume metrik, metode gravimetrik, dan metode  von bayer. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk memilih metoda dalam menghitung nilai fekunditas ikan harus dikenali dengan baik sifat dari setiap spesies ikan yang diteliti. Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan praktikum adalah  hampir Mahasiswa mengetahui bagaimana cara menghitung fekunditas telur dengan beberapa metode.


 II.     TINJAUAN PUSTAKA       


Ikan tambakan termasuk kedalam Pisces, Subclas Teleostei, Ordo Perciformes, Subordo Anabantoidei, Famili Helostomatidae, Genus Helostoma, Spesies Helostoma temmincki  (Kottelat et al, 1993). Sedangkan (Saanin ,1984) mengatakan ikan tambakan masuk kedalam ordo Labyrinthici, Subordo Anabantoidei, Famili Anabantidae, Genus Helostoma, Spesies Helostoma temmincki.
Ciri-ciri dari ikan tambakan adalah badan kesamping (comprered) dan berbentuk oval/lonjong. Mulut monyong, dapat disembulkan, celah mulut horizontal sangat kecil. Rahang atas dan bawah sama, bibir tebal mempunyai deretan gigi biasanya ujungnya hitam.
Sisik tergolong ctenoid, jika diraba kasar karena ada duri-duri pada tepinya. Jari-jari sirip pertama mengalami modifikasi berbenttuk benang memanjang. Sisik pada daerah punggungkehijau-hijauan atau kelabu, lebih terang pada bagian perut dan mempunyai garis membujur/longitudinal (Saanin, 1984).
Kesukaannya menempelkan bibir tebalnya pada benda apapun atau pada bibir pasangannya menjadikan ikan tambakan ini mendapat sebutan Kissing gouramy. (Ardiwinata, 1981).
Ikan tambakan merupakan ikan sungai atau rawa  yang cocok dipelihara dikolam yang sirkulasi airnya kurang lancar,atau miskin oksigen. Seperti ikan-ikan lain yang tergolong Labyrinthici ikan tambakan pun mempunyai alat pernapasan tambahan yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara bebas. Oleh karenanya pemasukan air yang berlebihan dikolam kurang diperlukan, malah boleh dikatakan tidak baik dikarenakan akan menghanyutkan zat-zat makanan yang ada dikolam. Hal ini perlu diperhatikan terutama bagi yang baru pertama kali mengusahakan kolam ikan. Sebab tidak jarang akan cendrung memasukkan air sebanyak-banyaknya kedalam kolam karena sering melihat yang demikian itu pada petani ikan yang mengusahakan ikan mas dan sejenisnya (Sjamsudin, 1980).
Ikan tambakan menghendaki tempat yang hangat, yang bisanya berada pada ketinggian  antara 150-750 m dari permukaan air. Suhu optimum yang memberikan hasil yang baik bagi pemeliharaan ikan ini antara0C.
Ikan tambakan baik benih yang masih kecil maupun ikan dewasa menyukai plankton yang melayang-layang dalam air. Namun bila persediaan ini menipis atau berkurang, maka ikan-ikan ini akan merubah haluan mulai menyerang epi dan perifiton yang menempel pada tanaman air atau batu-batuan.
Ikan tambakan ini menyukai permukaan dan daerah pertengahan perairan. Sehingga jika dilakukan pemupukan, lebih banyak ditujukan untuk memupuk airnya dan bukan dasar kolamnya. 

III. BAHAN DAN METODE

3.1.Waktu dan Tempat
        Praktikum Biologi Perikanan ini dilaksanakan pada hari selasa dan jum’at, pada tanggal 17 Oktober 2011 dari pukul 10.30-13.30 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perikanan.

3.2.Bahan dan Alat
   Bahan yang digunakan selama praktikum mengenai Fekenditas dan Diameter Telur adalah Ikan Tambakan Helostoma temmincki. Ikan Tambakan ini didapat dari perairan tawar yang punya peluang untuk dijadikan sebagai ikan budidaya.
  Sedangkan alat-alat yang digunakan selama praktikum berlangsung adalah nampam, jarum, gelas ukur, penggaris, pinsil serta buku laporan sementara.

3.3.Metode Praktikum
         Ada beberapa metode yang digunakan selama praktikum Fekunditas dan Diameter Telur berlangsung. Metode yang pertama yaitu metode jumlah, metode volumetrik, metode gravimetrik dan metode von bayer. Sedangkan pada praktikun ini metoda yang di gunakan ialah metode volumetrik. Dari beberapa metode yang digunakan ada kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk memilih metode dalam menghitung nilai fekunditas ikan harus dikenali dengan baik sifat dari setiap spesies ikan yang diteliti.

3.4.Prosedur Praktikum
         Cara mendapatkan telur dari ovari individu ikan untuk dihitung nilai fekunditasnya dapat dilakukan dengan dua cara :

1. Telur diambil dari induk ikan betina yang sudah matang gonad sempurna dan siap untuk di keluarkan pada waktu memijah.   

2.. lalu ovari yang telah di ambil tersebut diawetka menggunakan formalin.. 

3. Prosedur yang harus dikerjakan praktikan adalah :  

    ovari yang telah diawetkan dicuci agar tidak terlalu bau  

4.timbang ovari yang telah di cuci  

5.hitung jumlah telur pada bagian anterior, tengah dan posterior  

6.Mengukur dan mencatat data diameter telur dimasing-masing bagian ovari  

7.Menghitung nilai sebaran setiap ovari dengan metode volumetrik. 

8.Buat dan serahkan laporan kerja sementara berdasarkan pengamatan dan pencatatan 

9. Buat laporan lengkap dalam bentuk paper dan serahkan pada asisten sebelum praktikum minggu berikutnya dilaksanakan.

    IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN


    4.1.Hasil

    4.1.1. Klasifikasi Ikan Tambakan

    Klasifikasi Ikan Tambakan menurut (Saanin, 1984) yaitu :
    Kelas         : Pisces
    Subclas      : Teleostei
    Ordo          : Labyrinthici
    Subordo    : Anabntidei
    Famili        : Anabantidae
    Genus        : Helostoma
    Spesies      : Helostoma temmincki
    Gambar. Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)

    4.1.3. Metode Penghitungan Telur
                Untuk menghitung telur ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu metode jumlah, metode volumetric, metode gravimetric, dan metode von bayer.
    Dalam praktikum yang digunakan untuk menghitung fekunditas dan diameter telur adalah Metode Volumetrik.
    Dik :                                                                X :
             V : 22 ml                                                   : 22 
              v : 1 ml                                                        1
                                                                           
              x  : 2247,66       X         : 49448,52 butir ≈ 49448 butir



    Mengukur Diameter telur

    Bagian kiri       :    Posterior = 0,9
                                  Tengah =0,76
                                  Anterior =0,83
    Bagian kanan :                  Posterior =0,9
                                  Tengah =0,76
                                  Anterior =0,83
    4.1.4. Sebaran Diameter Telur dalam Ovari
                Ovari pada ikan terdapat di dalam tubuh ikan. Bentuknya juga bergantung pada rongga tubuh yang tersedia. Tetapi pada umumnya mempunyai bentuk tubuh yang memanjang. Jumlahnya sepasang dan menggantung pada mesentris (mesovaria). Posisinya persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta disamping gelembung udara. Warnanya bervariasi mulai daritransparan sampai kuning emas atau abu-abu.
    4.2.Pembahasan
    Perhitungan nilai fekunditas ini dilakukan dengan metode volumetrik yaitu dengan memasukkan air 20 ml ke dalam gelas ukur dan masukkan sampel maka yang dihitung berapa kenaikan air yang bertambah. Perhitungan tersebut menggunakan rumus metode volumetrik.
                Rumus :       V
                            X =        x 
                                     v
                                    
    Dimana : X = Jumlah telur dalam ovari yang akan dihitung
                    x = Jumlah rataan telur dari sub sampel ovari
                   V = Volume ovari
                   v = Volume sub sampel ovar
    Perhitungan nilai fekunditas dengan metode volumetrik baru dapat dilakukan setelah mengetahui nilai volume dari semua sub sampel dan jumlah seluruh telur dari sub sampel yang diambil secara zig zag sehingga jumlah nilai fekunditasnya dari seluruh telur dapat diketahui dan berguna untuk mengetahui berapa jumlah larva/benih yang dihasilkan apabila ikan itu memijah.
                Dari data yang didapatkan selama praktikum dapat disimpulkan bahwa ikan sampel telah mengalami matang gonad. Hal ini ditunjukkan dengan ukuran diameter telur yang berkisar antara 0,76 mm – 0,9 mm dan jumlah total telur adalah 16.882 butir.

    V. KESIMPULAN DAN SARAN


    4.3.Kesimpulan

    Dari data hasil prakrikum dapat disimpulkan bahwa ikan sampel telah mengalami matang gonad. Hal ini ditunjukkan dengan ukuran diameter telur yang berkisar antara 0,76  mm – 0,90  mm dan jumlah total telur ikan tambakan yang telah diamati adalah 49.448 butir.
    4.4.Saran
    Dari praktikum yang telah dilaksanakan hendaknya perlu memperhatikan yakni keadan ovari yang telah diawetkan hendaknya dalam keadaan baik agar waktu diteliti dapat dilakukan dengan baik pula. Para praktikan juga harus hati-hati terutama pada waktu penulisan data yang menyangkut perhitungan. Selain itu sebelum melakukan praktikum para praktikan hendaknya sudah menguasai bahan-bahan materi yang akan dipraktikumkan sehingga memudahkan untuk pemahamannya waktu praktikum.





    1 komentar:

    Unknown
    11 November 2012 pukul 07.07

    hai, kiki,,:)
    thanks postingan ny,,
    sangat bermanfaaat bagi kita yang sama2 Budidaya Perairan,,

    Posting Komentar