Senin, 02 April 2012


EMPIRICAL MODELING OF APHYTOPLANKTON GROWTH AND OXYGEN PRODUCTION IN AQUACULTURE
Claude E. Boyd
·      Phytoplankton growth in aquaculture ponds is regulated in freshwater primarily by phosphorus concentration, but in brakishwater both nitrogen and phosphorus concentrations often limit abundance of phytoplankton. Abudance of phytoplankton and production of aquacultural species can be enhanced by fertilization or manuring. Even greater production of aquacultural species can be achieved through feed applications.  Phytoplankton abundance in ponds with feeding increases as feeding rates are raised. Dissolved oxygen (DO) dynamics in ponds are regulated primarily by phytoplankton abundance. As phytoplankton density increases, a pronounced vertical stratification of DO concentration develops and DO exhibits a strong daily cycle with the highest concentration in the afternoon and the lowest concentration around dawn.
·      Problem with low DO during the night increase in frequency and severity as feeding rates are elevated. Cloudy weather and phytoplankton die-offs also may cause DO depletion in ponds. Computer simulation techniques for predicting DO concentrations in ponds are available, but these methods require data that often are not easily available to pond managers. A simple projection technique for extrapolating DO concentrations measured early in the night to provide a forecast of DO concentration later in the night is popular with pond managers. Aeration is the only reliable means of combating DO depletion.

IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson)


*   Klasifikasi
                                           Kingdom         : Animalia
                                           Phylum            : Chordata
                                           Class                : Actinopterygii
                                           Ordo                : Perciformes
                                           Famili              : Scombridae
                                       Subfamily        : Scombrinae
                                   Genus               : Scomberomorus
                                   Species             : Scomberomorus commerson
*   Deskripsi
Ikan tenggiri tergolong kedalam famili Scombridae yang mempunyai bentuk memanjang, daging kulit yang licin, tidak bersisik kecuali sisik-sisk pada gurat sisi yang kecil-kecil, sirip pungung ada dua, letaknya berdekatan sekali yang depan disokong oleh jari-jari keras yang lemah sebanyak 16-17 buah, yang belakang disokomg oleh 3-4 jari-jari keras dan 13-14 jari-jari lunak. Sirip dubur sama besar nya dengan sirip punggung yang belakang, dan disebelah belakangnya terdapat sirip-sirip tambahan sebanyak 9-10 buah, sama seperti pada sirp punggung. Sirip ekor cagak dua berlekuk dalam dengan kedua ujung sirip-siripnya yang panjang. Mulut nya lebar, rahang atas dan rahang bawah begerigi tajam dan kuat, langit-langit bergigi kecil-kecil. Warna punggungnya kebiru-biruan, pinggiran tubuh dan perut beawarna seperti perak. Jenis ikan ini tergolong pada ikan yang besar, panjang tubuhnya dapat sampai 150 cm (Djuhanda, 1981). Secara fisik ikan tenggiri mempunyai dua jenis daging yaitu daging merah (gelap) dan daging putih (terang), sedangkan secara kimia daging merah banyak mengandung lemak, glikogen dan vitamin dan untuk daging putih banyak terdapat protein.

BIODATA

NAMA           : ANZILA RIZKI WAHYU MUHARRAMA
NIM                : 1004114478
JURUSAN     : BUDIDAYA PERAIRAN







Sumber :  
·         Collette, B.B. 1986 Scombridae. p. 831-838. In M.M. Smith and P.C. Heemstra (eds.) Smiths' sea fishes. Springer-Verlag, Berlin.
·         Collette, B.B. and C.E. Nauen 1983 FAO Species Catalogue. Vol. 2. Scombrids of the world. An annotated and illustrated catalogue of tunas, mackerels, bonitos and related species  known to date. FAO Fish. Synop. 125(2):137p. Rome: FAO.

Minggu, 01 April 2012


Nekton sebagai mahkluk makroskopik di perairan baik di air tawar maupun air laut, jenis-jenisnya dapat diklasifikasikan untuk mempermudah pengenalannya. Untuk nekton laut, secara umum dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelas :
  1.    Kelas Vertebrata, merupakan nekton bertulang belakang, jumlahnya besar, nekton-nekton tersebut mempunyai tulang keras dan tulang rawan.
  2.     Kelas Moluska, merupakan nekton lunak seperti gurita, cumi-cumi dan kerang.
  3.     Kelas Crustacea, adalah nekton yang mempunyai cangkang atau kulitnya keras, contohnya lobster dan kepiting.
Nekton seperti ikan yang berkelompok dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan yaitu Golongan Holoepipelagik dan Golongan Meroepilagik. Penjelasan klasifikasi jenis mengenai Kelompok Holoepipelagik dan Meroepilagik dapat dilihat dibawah ini :
  •     Golongan Holoepipelagik
Holoepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu tertentu (cucut,martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain.
  •     Golongan Meroepilagik
Meroepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat dibagi lagi berdasarkan pola hidup masing-masing organisme, diantaranya :
  1.     Kelompok Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik, kelompok ini beragam dan mencakup ikan yang menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah di daerah pantai.
  2.     Kelompok Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan.
  3.    Kelompok Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik, tetapi masa dewasanya di daerah lain.